Misteri Segitiga Bermuda (Bermuda Triangle)

Segitiga bermuda sangat misterius karena banyak pesawat dan kapal laut yang hilang di wilayah ini.
Pada masa pelayaran Christopher Colombus,
ketika melintasi area segitiga Bermuda, salah satu awak kapalnya
mengatakan melihat “cahaya aneh berkemilau di cakrawala”. Beberapa orang
mengatakan telah mengamati sesuatu seperti meteor. Dalam catatannya ia
menulis bahwa peralatan navigasi tidak berfungsi dengan baik selama
berada di area tersebut.
Berbagai peristiwa kehilangan di area segitiga Bermuda didokumentasikan pertama kalinya pada tahun 1951 oleh E.V.W Jones
dari majalah Associated Press. Jones menulis artikel mengenai peristiwa
kehilangan misterius yang menimpa kapal terbang dan laut di area
tersebut dan menyebutnya ‘Segitiga Setan’. Hal tersebut diungkit kembali
pada tahun berikutnya oleh Fate Magazine dengan artikel yang dibuat
George X. Tahun 1964, Vincent Geddis menyebut area tersebut sebagai
‘Segitiga Bermuda yang mematikan’, setelah istilah ‘Segitiga Bermuda’
menjadi istilah yang biasa disebut. Segitiga bermuda merupakan suatu
tempat dimana di dasar laut tersebut terdapat sebuah piramid besar
mungkin lebih besar dari piramid yang ada di Kairo Mesir. Piramid
tersebut mempunyai jarak antara ujung piramid dan permukaan laut sekitar
500 m, di ujung piramid tersebut terdapat dua rongga lubang besar.
Salah satu kisah yang terkenal dan
bertahan lama dalam banyaknya kasus misterius mengenai hilangnya
pesawat-pesawat dan kapal-kapal yang melintas di segitiga bermuda adalah
penerbangan 19. Penerbangan 19 merupakan kesatuan angkatan udara dari lima pesawat pembom angkatan laut Amerika Serikat.
Penerbangan itu terakhir kali terlihat
saat lepas landas di Fort Lauderdale, Florida pada tanggal 5 Desember
1945. Pesawat-pesawat pada Penerbangan 19 dibuat secara
sistematis oleh orang-orang yang ahli penerbangan dan kelautan untuk
menghadapi situasi buruk, namun tiba-tiba dengan mudah menghilang
setelah mengirimkan laporan mengenai gejala pandangan yang aneh,
dianggap tidak masuk akal.
Karena pesawat-pesawat pada Penerbangan 19
dirancang untuk dapat mengapung di lautan dalam waktu yang lama, maka
penyebab hilangnya dianggap karena penerbangan tersebut masih
mengapung-apung di lautan menunggu laut yang tenang dan langit yang
cerah.
Setelah itu, dikirimkan regu penyelamat untuk menjemput penerbangan tersebut, namun tidak hanya pesawat Penerbangan 19
yang belum ditemukan, regu penyelamat juga ikut lenyap. Karena
kecelakaan dalam angkatan laut ini misterius, maka dianggap “penyebab
dan alasannya tidak diketahui”.
Juga diduga ada kaitan antara segitiga
bermuda dengan atlantis dimana ditemukan kota-kota kuno dan berbagai
bangunan di segitiga bermuda tersebut. Atlantis yang diduga tenggelam
dalam waktu satu hari satu malam diduga kuat tenggelam di segitiga
bermuda.
Daftar pesawat/kapal laut yang hilang di segitiga Bermuda :
- 1840: HMS Rosalie
- 1872: The Mary Celeste, salah satu misteri terbesar lenyapnya beberapa kapal di segitiga bermuda.
- 1909: The Spray
- 1917: SS Timandra
- 1918: USS Cyclops (AC-4) lenyap di laut berbadai, namun sebelum berangkat menara pengawas mengatakan bahwa lautan tenang sekali, tidak mungkin terjadi badai, sangat baik untuk pelayaran.
- 1926: SS Suduffco hilang dalam cuaca buruk.
- 1938: HMS Anglo Australian menghilang. Padahal laporan mengatakan cuaca hari itu sangat tenang.
- 1945: Penerbangan 19 menghilang.
- 1952: Pesawat British York transport lenyap dengan 33 penumpang.
- 1962: US Air Force KB-50, sebuah kapal tanker, lenyap.
- 1970: Kapal barang Perancis, Milton Latrides lenyap; berlayar dari New Orleans menuju Cape Town.
- 1972: Kapal Jerman, Anita (20.000 ton), menghilang dengan 32 kru.
- 1976: SS Sylvia L. Ossa lenyap dalam laut 140 mil sebelah barat Bermuda.
- 1978: Douglas DC-3 Argosy Airlines Flight 902, menghilang setelah lepas landas dan kontak radio terputus.
- 1980: SS Poet; berlayar menuju Mesir, lenyap dalam badai.
- 1995: Kapal Jamanic K (dibuat tahun 1943) dilaporkan menghilang setelah melalui Cap Haitien.
- 1997: Para pelayar menghilang dari kapal pesiar Jerman.
- 1999: Freighter Genesis hilang setelah berlayar dari Port of Spain menuju St Vincent.
Penelitian dan analisispun dilakukan sehubungan dengan hilangnya
pesawat/kapal laut tersebut, sehingga menimbulkan beberapa teori, antara
lain :
1. Human Error
Human Error diyakini menjadi alasan nomor
satu yang menyebabkan hilangnya kapal-kapal maupun pesawat di Segitiga
Bermuda. Teori ini menyatakan bahwa, hal itu semua terjadi sebagai
akibat dari kesalahan manusia. Daerah sekitar Segitiga Bermuda terdiri
dari serangkaian pulau, masing-masing sangat mirip satu dengan yang
lainnya. Karena itu, sangat sulit untuk menemukan lalu lintas pelayaran
yang umum di sana. Selain itu, cuaca buruk dan badai menambah faktor
risiko yang terjadi.
2. Serangan Bajak Laut
Meskipun teori ini tidak dapat sepenuhnya
dikesampingkan, karena telah gagal untuk menjelaskan alasan hilangnya
pesawat-pesawat di udara. Menurut teori ini, alasan mengapa begitu
banyak kapal laut menghilang adalah karena adanya aktifitas bajak laut
di Atlantik. Pembajakan telah menjadi alasan di balik kehancuran dan
hilangnya banyak kapal besar di masa lalu, di berbagai belahan dunia.
Beberapa ahli teori berpendapat bahwa selain pembajakan, serangan oleh
kapal-kapal musuh mungkin juga menjadi alasan. Teori ini mungkin
terbukti benar untuk setidaknya kejadian-kejadian yang terjadi di masa
lalu.
3. Mengandung Gas Metana
Teori ini mengungkapkan bahwa adanya
kandungan gas metana yang besar yang bertanggung jawab atas reputasi
terkenal dari Segitiga Bermuda. Menurut teori ini, gelembung gas metana
naik ke permukaan air. Hal ini menyebabkan densitasnya berkurang
sehingga menurunkan gaya apung yang diberikan oleh air. Karena alasan
inilah, kapal-kapal besar mungkin tidak lagi mampu untuk mengambang dan
mungkin tenggelam tanpa jejak.
4. Badai Laut yang Buruk
Samudra Atlantik terkenal akan angin
topan badai dan cuaca buruknya. Kerasnya badai menyebabkan gelombang
naik hingga setinggi 80 kaki atau lebih di wilayah ini. Ditambah lagi
arus kuat dari “Gulf Stream” yang memungkinkan kapal tidak bisa
menghindar dari situasi ini. Ditambah lagi keberadaan palung Puerto Rico
yang dikenal sebagai palung terdalam di Atlantik. Jadi, jika kapal atau
pesawat terjebak dalam badai dan tenggelam ke dalam air, dapat
dipastikan akan menghilang tanpa jejak.
5. Medan Magnet Bumi
Teori ini menjelaskan akar penyebab di
balik reputasi anomali dari Segitiga Bermuda adalah adanya medan magnet
Bumi yang cukup kuat di wilayah itu. Seperti diketahui, kompas mulai
berputar cepat dekat Segitiga Bermuda dan peralatan navigasi lainnya
berhenti berfungsi dengan baik. Hal ini diduga merupakan salah satu dari
dua tempat di bumi di mana utara geografis dan utara magnetik
bertautan. Keduanya, menghasilkan badai elektromagnetik yang berasal di
bawah permukaan bumi naik ke atmosfer. Efek magnetik yang kuat, diyakini
sebagai penyebab mengapa begitu banyak kapal laut ataupun pesawat
menghilang di wilayah ini.
6. Lorong waktu
Seorang ilmuwan Amerika yang bernama Ado Snandick berpendapat, mata manusia tidak bisa melihat keberadaan suatu benda dalam ruang lain, itulah obyektifitas keberadaan lorong waktu.
Seorang ilmuwan Amerika yang bernama Ado Snandick berpendapat, mata manusia tidak bisa melihat keberadaan suatu benda dalam ruang lain, itulah obyektifitas keberadaan lorong waktu.
Dalam penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally mengemukakan teori hipotesanya sebagai berikut:
* Obyektifitas keberadaan lorong waktu
adalah bersifat kematerialan, tidak terlihat, tidak dapat disentuh,
tertutup untuk dunia fana kehidupan umat manusia, namun tidak mutlak,
karena kadang-kadang ia akan membukanya.
* Lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut, waktu dapat bersifat searah maupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan bisa diam membeku.
* Terhadap dunia fana (ruang fisik kita) di bumi, jika memasuki lorong waktu, berarti hilang secara misterius, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka artinya adalah muncul lagi secara misterius.
* Lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut, waktu dapat bersifat searah maupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan bisa diam membeku.
* Terhadap dunia fana (ruang fisik kita) di bumi, jika memasuki lorong waktu, berarti hilang secara misterius, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka artinya adalah muncul lagi secara misterius.
Disebabkan lorong waktu dan bumi bukan
merupakan sebuah sistem waktu, dan karena waktu bisa diam membeku, maka
meskipun telah hilang selama 3 tahun, 5 tahun, bahkan 30 atau 50 tahun,
waktunya sama seperti dengan satu atau setengah hari.
Dugaan Terkini
Segitiga Bermuda adalah sebuah fenomena
gas akut biasa, demikian tulis Salem-News.com. Gas alam, sama seperti
gas yang dihasilkan oleh air mendidih, terutama gas metana, adalah tersangka utama di balik hilangnya beberapa pesawat terbang dan kapal laut.
Bukti dari penemuan yang membawa sudut
pandang baru terhadap misteri yang menghantui dunia selama
bertahun-tahun itu tertuang dalam laporan American Journal of Physics.
Professor Joseph Monaghan meneliti hipotesis itu ditemani oleh David May di Monash University, Melbourne, Australia.
Dua hipotesis dari penelitian itu adalah
balon-balon raksasa gas metana keluar dari dasar lautan yang menyebabkan
sebagian besar, untuk tidak mengatakan semua, kecelakaan misterius di
lokasi itu.
Ivan T. Sanderson sebenarnya telah
mengidentifikasi zona-zona misterius selama tahun 1960-an. Sanderson
bahkan menggambarkan sebenarnya zona-zona misterius itu lebih berbentuk
seperti ketupat ketimbang segitiga.
Sanderson menemukan bahwa bukan saja Segitiga Bermuda tetapi Laut Jepang dan Laut Utara adalah dua area tempat kejadian misterius sering terjadi.
Para Oseanograf yang menjelajah di dasar
laut Segitiga Bermuda dan Laut Utara, wilayah di antara Eropa daratan
dan Inggris melaporkan menemukan banyak kandungan metana dan situs-situs
bekas longsoran.
Berangkat dari keterkaitan itu dan
data-data yang tersedia dua peneliti itu menggambarkan apa yang terjadi
jika sebuah balon metana raksasa meledak dari dasar laut.
Metana, yang biasanya membeku di bawah
lapisan bebatuan bawah tanah, bisa keluar dan berubah menjadi balon gas
yang membesar secara geometris ketika ia bergerak ke atas.
Ketika mencapai permukaan air balon berisi gas itu akan terus membesar ke atas dan ke luar.
Setiap kapal yang terperangkap di dalam
balon gas raksasa itu akan langsung goyah, kehilangan daya apung dan
tertarik jatuh ke dasar lautan. Jika balon itu cukup besar dan memiliki
kepadatan yang cukup, maka pesawat terbang pun bisa dihantam jatuh
olehnya.
Pesawat terbang yang terjebak di balon
metana raksasa, berkemungkinan mengalami kerusakan mesin karena
diselimuti oleh metana dan segera kehilangan daya angkatnya.
inilah videonya ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar